Surat Al Waqiah adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang memiliki banyak keutamaan dan sering dibaca oleh umat Muslim. Surat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyah, yang berarti diturunkan di Mekkah sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai bacaan Surat Al Waqiah, keutamaannya, serta bagaimana mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak selengkapnya!

    Apa Itu Surat Al Waqiah?

    Surat Al Waqiah terdiri dari 96 ayat dan menjelaskan tentang hari kiamat, balasan bagi orang-orang yang beriman, serta azab bagi orang-orang yang ingkar. Nama "Al Waqiah" sendiri berarti "hari kiamat" atau "peristiwa besar" dan diambil dari ayat pertama surat ini. Surat ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana dahsyatnya hari kiamat dan pentingnya mempersiapkan diri menghadapinya.

    Surat Al Waqiah sering dibaca sebagai amalan untuk memohon rezeki dan keberkahan dari Allah SWT. Banyak yang percaya bahwa dengan rutin membaca surat ini, pintu rezeki akan terbuka lebar dan kehidupan akan dipenuhi dengan keberkahan. Selain itu, surat ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya beriman dan beramal saleh sebagai bekal di akhirat kelak.

    Bacaan Lengkap Surat Al Waqiah

    Berikut adalah bacaan lengkap Surat Al Waqiah dalam bahasa Arab, beserta transliterasi Latin dan terjemahan Indonesianya. Dengan membaca dan memahami artinya, kita bisa lebih menghayati makna yang terkandung di dalamnya.

    Ayat 1-10

    بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

    اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ - ١ لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌۘ - ٢ خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌۘ - ٣ اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ - ٤ وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ - ٥ فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ - ٦ وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ - ٧ فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ - ٨ وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ - ٩ وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَ ۘ - ١٠

    Transliterasi:

    Bismillahir rahmaanir rahiim

    Izaa waqa'atil waaqi'ah. Laisa liwaq'atihaa kaazibah. Khafidatur raafi'ah. Izaa rujjatil ardu rajjaa. Wa bussatil jibaalu bassaa. Fakaanat habaa'am mumbassa. Wa kuntum azwaajan salaasah. Fa ashaabul maimanati maa ashaabul maimanah. Wa ashaabul mash'amati maa ashaabul mash'amah. Was saabiquunas saabiquun.

    Terjemahan:

    Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

    Apabila terjadi hari kiamat, tidak ada seorang pun yang dapat mendustakan terjadinya. (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain). Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan, yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu, golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu, dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).

    Guys, di ayat-ayat awal ini, kita bisa merasakan betapa dahsyatnya gambaran hari kiamat. Bumi diguncang, gunung-gunung hancur, dan manusia terbagi menjadi tiga golongan. Ayat ini memberikan warning buat kita untuk selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

    Ayat 11-20

    اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ - ١١ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِۗ - ١٢ ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ - ١٣ وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ - ١٤ عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ - ١٥ مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ - ١٦ يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ - ١٧ بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ - ١٨ لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ - ١٩ وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ - ٢٠

    Transliterasi:

    Ulaaa'ikal muqarrabuun. Fii jannaatin na'iim. Sullatum minal awwaliin. Wa qaliilum minal aakhirin. 'Alaa sururim mawduunah. Muttaki'iina 'alaihaa mutaqaabiliin. Yatufu 'alaihim wildaanum mukhalladuun. Bi akwaabiw wa abaariiqa wa ka'sim mim ma'iin. Laa yusadda'uuna 'anhaa wa laa yunzifuun. Wa faakihatim mimmaa yatakhayyaruun.

    Terjemahan:

    Merekalah orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan sedikit dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya dengan berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek, dan minuman yang diambil dari sungai yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan (bagi mereka) buah-buahan apa pun yang mereka pilih.

    Di ayat ini, Allah SWT menggambarkan bagaimana nikmatnya surga bagi orang-orang yang beriman. Mereka akan berada di tempat yang indah, dikelilingi oleh anak-anak muda yang selalu melayani mereka, dan menikmati segala macam kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. So, ini adalah motivasi besar buat kita untuk terus berbuat baik.

    Ayat 21-30

    وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ - ٢١ وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ - ٢٢ كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ - ٢٣ جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَۗ - ٢٤ لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ - ٢٥ اِلَّا قِيْلًا سَلٰمًا سَلٰمًاۗ - ٢٦ وَاَصْحٰبُ الْيَمِيْنِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْيَمِيْنِۗ - ٢٧ فِيْ سِدْرٍ مَّخْضُوْدٍۙ - ٢٨ وَّطَلْحٍ مَّنْضُوْدٍۙ - ٢٩ وَّظِلٍّ مَّمْدُوْدٍۙ - ٣٠

    Transliterasi:

    Wa lahmi tairim mimmaa yasytahuun. Wa huurun 'iin. Ka amsaalil lu'lu'il maknuun. Jazaa'am bimaa kaanuu ya'maluun. Laa yasma'uuna fiihaa laghwaw wa laa ta'siima. Illaa qiilan salaaman salaama. Wa ashaabul yamiini maa ashaabul yamiin. Fii sidrim makhduud. Wa talhim manduud. Wa zillim mamduud.

    Terjemahan:

    Dan daging burung apa pun yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. Di sana mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, kecuali ucapan salam, salam. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas.

    Ayat-ayat ini melanjutkan gambaran tentang kenikmatan surga. Ada daging burung yang lezat, bidadari-bidadari yang cantik, dan segala macam kenikmatan lainnya. Semua ini adalah balasan bagi orang-orang yang beramal saleh. Jadi, guys, jangan sampai kita melewatkan kesempatan untuk berbuat baik ya!

    Ayat 31-40

    وَمَاۤءٍ مَّسْكُوْبٍۙ - ٣١ وَّفَاكِهَةٍ كَثِيْرَةٍۙ - ٣٢ لَّا مَقْطُوْعَةٍ وَّلَا مَمْنُوْعَةٍۙ - ٣٣ وَّفُرُشٍ مَّرْفُوْعَةٍۗ - ٣٤ اِنَّآ اَنْشَأْنٰهُنَّ اِنْشَاۤءًۙ - ٣٥ فَجَعَلْنٰهُنَّ اَبْكَارًاۙ - ٣٦ عُرُبًا اَتْرَابًاۙ - ٣٧ لِّاَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ - ٣٨ ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ - ٣٩ وَثُلَّةٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ - ٤٠

    Transliterasi:

    Wa maaa'im maskuub. Wa faakihatin kasiirah. Laa maqtuu'atiw wa laa mamnuu'ah. Wa furusyim marfuu'ah. Innaa ansha'naahunnaa insyaaa'aa. Faja'alnaahunna abkaaroo. 'Uruban atraabaa. Li ashaabil yamiin. Sullatum minal awwaliin. Wa sullatum minal aakhirin.

    Terjemahan:

    Dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti berbuah dan tidak pula terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang ditinggikan. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan penciptaan yang sempurna, lalu Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, untuk golongan kanan, yaitu segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan besar dari orang-orang yang kemudian.

    Di ayat-ayat ini, Allah SWT terus memberikan gambaran tentang kenikmatan surga. Ada air yang melimpah, buah-buahan yang tidak pernah habis, dan bidadari-bidadari yang cantik jelita. Semua ini adalah hadiah dari Allah SWT bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. So, mari kita tingkatkan keimanan dan amal saleh kita!

    Ayat 41-56

    وَاَصْحٰبُ الشِّمَالِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الشِّمَالِۗ - ٤١ فِيْ سَمُوْمٍ وَّحَمِيْمٍۙ - ٤٢ وَّظِلٍّ مِّنْ يَّحْمُوْمٍۙ - ٤٣ لَّا بَارِدٍ وَّلَا كَرِيْمٍۗ - ٤٤ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَبْلَ ذٰلِكَ مُتْرَفِيْنَۙ - ٤٥ وَكَانُوْا يُصِرُّوْنَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيْمِۙ - ٤٦ وَكَانُوْا يَقُوْلُوْنَ اَىِٕذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَّعِظَامًا اَءِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَۙ - ٤٧ اَوَاٰبَاۤؤُنَا الْاَوَّلُوْنَۗ - ٤٨ قُلْ اِنَّ الْاَوَّلِيْنَ وَالْاٰخِرِيْنَۙ - ٤٩ لَمَجْمُوْعُوْنَ اِلٰى مِيْقَاتِ يَوْمٍ مَّعْلُوْمٍۗ - ٥٠ ثُمَّ اِنَّكُمْ اَيُّهَا الضَّاۤلُّوْنَ الْمُكَذِّبُوْنَۙ - ٥١ لَاٰكِلُوْنَ مِنْ شَجَرٍ مِّنْ زَقُّوْمٍۙ - ٥٢ فَمَالِـُٔوْنَ مِنْهَا الْبُطُوْنَۙ - ٥٣ فَشٰرِبُوْنَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيْمِۙ - ٥٤ فَشٰرِبُوْنَ شُرْبَ الْهِيْمِۗ - ٥٥ هٰذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّيْنِۗ - ٥٦

    Transliterasi:

    Wa ashaabusy syimaali maa ashaabusy syimaal. Fii samuumin wa hamiim. Wa zillim miny yahmuum. Laa baaridiw wa laa kariim. Innahum kaanuu qabla zaalika mutrafiina. Wa kaanuu yusirruuna 'alal hinzil 'aziim. Wa kaanuu yaquuluuna a'izaa mitnaa wa kunnaa turaabanw wa 'izaaman a'innaa lamab'uusun. Awa aabaaa'unal awwaluun. Qul innal awwaliina wal aakhirin. Lamajmuu'uuna ilaa miiqaati yawmim ma'luum. Summa innakum ayyuhad daaalluunal mukazzibuun. Laa aakiluuna min syajarim min zaqquum. Famaali'uuna minhal butuun. Fasyaaribuuna 'alaihi minal hamiim. Fasyaaribuuna syurbal hiim. Haazaa nuzuluhum yawmad diin.

    Terjemahan:

    Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Berada dalam siksaan angin yang sangat panas dan air yang mendidih, dan naungan asap hitam yang tidak sejuk dan tidak menyenangkan. Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah, dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa yang besar, dan mereka berkata, ”Apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan? Apakah nenek moyang kami yang terdahulu (juga)?” Katakanlah (Muhammad), ”Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian pasti akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang telah diketahui. Kemudian kamu, wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan! Pasti akan memakan buah pohon zaqqum, maka akan penuh perutmu dengannya, kemudian kamu akan meminum air yang sangat panas setelahnya, maka kamu minum bagaikan unta yang sangat haus. Itulah hidangan (azab) untuk mereka pada hari pembalasan.”

    Ayat-ayat ini menceritakan tentang nasib orang-orang yang ingkar dan mendustakan kebenaran. Mereka akan mendapatkan azab yang pedih di neraka, minum air yang sangat panas, dan memakan buah zaqqum yang pahit. Ini adalah peringatan keras bagi kita semua untuk tidak mengikuti jejak mereka. Guys, jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang merugi ya!

    Ayat 57-74

    نَحْنُ خَلَقْنٰكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُوْنَ - ٥٧ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تُمْنُوْنَ - ٥٨ ءَاَنْتُمْ تَخْلُقُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الْخٰلِقُوْنَ - ٥٩ نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوْقِيْنَۙ - ٦٠ عَلٰٓى اَنْ نُّبَدِّلَ اَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِيْ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ - ٦١ وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْاَةَ الْاُوْلٰى فَلَوْلَا تَذَكَّرُوْنَ - ٦٢ اَفَرَءَيْتُمْ مَّا تَحْرُثُوْنَ - ٦٣ ءَاَنْتُمْ تَزْرَعُوْنَهٗٓ اَمْ نَحْنُ الزَّارِعُوْنَ - ٦٤ لَوْ نَشَاۤءُ لَجَعَلْنٰهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُوْنَ - ٦٥ اِنَّا لَمُغْرَمُوْنَۙ - ٦٦ بَلْ نَحْنُ مَحْرُوْمُوْنَ - ٦٧ اَفَرَءَيْتُمُ الْمَاۤءَ الَّذِيْ تَشْرَبُوْنَ - ٦٨ ءَاَنْتُمْ اَنْزَلْتُمُوْهُ مِنَ الْمُزْنِ اَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُوْنَ - ٦٩ لَوْ نَشَاۤءُ جَعَلْنٰهُ اُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُوْنَ - ٧٠ اَفَرَءَيْتُمُ النَّارَ الَّتِيْ تُوْرُوْنَ - ٧١ ءَاَنْتُمْ اَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَآ اَمْ نَحْنُ الْمُنْشِـُٔوْنَ - ٧٢ نَحْنُ جَعَلْنٰهَا تَذْكِرَةً وَّمَتَاعًا لِّلْمُقْوِيْنَ - ٧٣ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ - ٧٤

    Transliterasi:

    Nahnu khalaqnaakum falau laa tusaddiquun. Afara'aitum maa tumnuun. 'A-antum takhluqunahuu am nahnul khaaliquun. Nahnu qaddarnaa bainakumul mawta wa maa nahnu bimasbuuqiin. 'Alaaa an nubaddila amsaalakum wa nunshi'akum fii maa laa ta'lamuun. Wa laqad 'alimtumun nasy'atal uulaa falau laa tazakkaruun. Afara'aitum maa tahrusuun. 'A-antum tazra'uunahuuu am nahnuz zaari'uun. Lau nasyaaa'u laja'alnaahu hutaaman fazaltum tafakkahuun. Innaa lamughramuun. Bal nahnu mahruumuun. Afara'aitumul maaa'allazii tasyrabuun. 'A-antum anzaltumuuhu minal muzni am nahnul munziluun. Lau nasyaaa'u ja'alnaahu ujaajan falau laa tasykuruun. Afara'aitumun naarallatii tuuruun. 'A-antum ansya'tum syajaratahaaa am nahnul munshi'uun. Nahnu ja'alnaahaa tazkirataw wa mataa'al lilmuqwiin. Fasabbih bismi rabbikal 'aziim.

    Terjemahan:

    Kami telah menciptakan kamu, mengapa kamu tidak membenarkan? Apakah kamu memperhatikan mani yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, ataukah Kami yang menciptakan? Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami tidak lemah untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu dan membangkitkan kamu dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. Dan sungguh, kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkan? Sekiranya Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan ia kering kerontang, maka jadilah kamu heran tercengang. (Sambil berkata), ”Sungguh, kami benar-benar menderita kerugian, bahkan kami tidak mendapat hasil apa pun.” Apakah kamu memperhatikan air yang kamu minum? Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami jadikan ia asin, mengapa kamu tidak bersyukur? Apakah kamu memperhatikan api yang kamu nyalakan? Kamukah yang menumbuhkan kayunya ataukah Kami yang menumbuhkan? Kami menjadikannya (api itu) sebagai peringatan dan kesenangan bagi mereka yang bepergian (di padang pasir). Maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Agung.

    Dalam ayat-ayat ini, Allah SWT mengingatkan kita tentang kekuasaan-Nya dalam menciptakan segala sesuatu. Dari mulai menciptakan manusia dari setetes mani, menumbuhkan tanaman, menurunkan air hujan, hingga menciptakan api. Semua ini adalah bukti kebesaran Allah SWT. So, sudah seharusnya kita selalu bersyukur kepada-Nya.

    Ayat 75-96

    فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ - ٧٥ وَاِنَّهٗ لَقَسَمٌ لَّوْ تَعْلَمُوْنَ عَظِيْمٌۙ - ٧٦ اِنَّهٗ لَقُرْاٰنٌ كَرِيْمٌۙ - ٧٧ فِيْ كِتٰبٍ مَّكْنُوْنٍۙ - ٧٨ لَّا يَمَسُّهٗٓ اِلَّا الْمُطَهَّرُوْنَۗ - ٧٩ تَنْزِيْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ - ٨٠ اَفَبِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَنْتُمْ مُّدْهِنُوْنَۙ - ٨١ وَتَجْعَلُوْنَ رِزْقَكُمْ اَنَّكُمْ تُكَذِّبُوْنَ - ٨٢ فَلَوْلَآ اِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُوْمَۙ - ٨٣ وَاَنْتُمْ حِيْنَىِٕذٍ تَنْظُرُوْنَۙ - ٨٤ وَنَحْنُ اَقْرَبُ اِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُبْصِرُوْنَ - ٨٥ فَلَوْلَآ اِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِيْنِيْنَۙ - ٨٦ تَرْجِعُوْنَهَآ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ - ٨٧ فَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَۙ - ٨٨ فَرَوْحٌ وَّرَيْحَانٌ وَّجَنَّتُ نَعِيْمٍۗ - ٨٩ وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۙ - ٩٠ فَسَلٰمٌ لَّكَ مِنْ اَصْحٰبِ الْيَمِيْنِۗ - ٩١ وَاَمَّآ اِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِيْنَ الضَّاۤلِّيْنَۙ - ٩٢ فَنُزُلٌ مِّنْ حَمِيْمٍۙ - ٩٣ وَّتَصْلِيَةُ جَحِيْمٍۗ - ٩٤ اِنَّ هٰذَا لَهُوَ حَقُّ الْيَقِيْنِۚ - ٩٥ فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيْمِ - ٩٦

    Transliterasi:

    Falaaa uqsimu bimawaaqi'in nujuuum. Wa innahuu laqasamul lau ta'lamuuna 'aziim. Innahuu laqur'aanun kariim. Fii kitaabim maknuun. Laa yamassuhuu illal mutahharuun. Tanziilum mir rabbil 'aalamiin. Afabihaazal hadiisi antum mudhinuun. Wa taj'aluuna rizqakum annakum tukazzibuun. Falau laaa izaa balaghatil hulquum. Wa antum hiina'izin tanzuruun. Wa nahnu aqrabu ilaihi minkum wa laakin laa tubsirruun. Falau laaa in kuntum ghaira madiiniin. Tarji'uunahaaa in kuntum saadiqiin. Fa ammaa in kaana minal muqarrabiin. Farauhuw wa raihaanunw wa jannatu na'iim. Wa ammaa in kaana min ashaabil yamiin. Fasalaamul laka min ashaabil yamiin. Wa ammaa in kaana minal mukazzibiinad daaalliin. Fanuzulum min hamiim. Wa tasliyatu jahiim. Inna haazaa lahuwa haqqul yaqiin. Fasabbih bismi rabbikal 'aziim.

    Terjemahan:

    Maka Aku bersumpah demi tempat-tempat bintang berjatuhan. Dan sesungguhnya itu adalah sumpah yang besar sekiranya kamu mengetahui. Sesungguhnya (ini) adalah Al-Qur'an yang sangat mulia, dalam Kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak ada yang menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan seluruh alam. Apakah kamu menganggap remeh berita ini (Al-Qur'an)? Dan kamu jadikan rezeki yang kamu terima (dari Allah) justru untuk mendustakan-Nya? Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat. Maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar? Adapun jika dia (orang yang mati) termasuk golongan yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman, rezeki, dan surga kenikmatan. Dan adapun jika dia termasuk golongan kanan, maka keselamatan bagimu karena kamu termasuk golongan kanan. Dan adapun jika dia termasuk golongan yang mendustakan dan sesat, maka dia mendapat hidangan air yang mendidih, dan dibakar di dalam neraka. Sungguh, inilah keyakinan yang benar. Maka bertasbihlah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Agung.

    Ayat-ayat terakhir Surat Al Waqiah ini menegaskan tentang kebenaran Al-Qur'an dan pentingnya beriman kepada Allah SWT. Allah SWT bersumpah demi tempat-tempat bintang berjatuhan bahwa Al-Qur'an adalah kitab yang mulia dan terpelihara. Ayat ini juga mengingatkan kita tentang kematian dan bagaimana nasib manusia setelahnya, tergantung pada amal perbuatannya selama hidup di dunia. So, mari kita manfaatkan waktu yang ada untuk berbuat baik dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

    Keutamaan Membaca Surat Al Waqiah

    Ada banyak keutamaan yang bisa kita dapatkan dengan membaca Surat Al Waqiah secara rutin. Berikut adalah beberapa di antaranya:

    1. Mendatangkan Rezeki: Salah satu keutamaan yang paling populer dari Surat Al Waqiah adalah mendatangkan rezeki. Dengan membaca surat ini secara rutin, kita memohon kepada Allah SWT agar pintu rezeki kita dibuka lebar dan kehidupan kita dipenuhi dengan keberkahan.
    2. Menghindarkan dari Kemiskinan: Selain mendatangkan rezeki, Surat Al Waqiah juga dipercaya dapat menghindarkan kita dari kemiskinan. Dengan membaca surat ini, kita memohon kepada Allah SWT agar kita selalu diberikan kecukupan dan dijauhkan dari segala kekurangan.
    3. Mengingatkan tentang Hari Kiamat: Surat Al Waqiah memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana dahsyatnya hari kiamat. Dengan membaca surat ini, kita diingatkan tentang pentingnya mempersiapkan diri menghadapi hari akhir dan beramal saleh sebagai bekal di akhirat kelak.
    4. Mendapatkan Syafaat di Hari Kiamat: Dengan membaca Al-Qur'an, termasuk Surat Al Waqiah, kita berharap mendapatkan syafaat atau pertolongan di hari kiamat. Syafaat ini akan membantu kita melewati হিসাব (perhitungan amal) dengan lebih mudah dan mendapatkan tempat yang layak di surga.
    5. Menambah Keimanan dan Ketaqwaan: Membaca dan memahami makna Surat Al Waqiah dapat menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Dengan merenungkan ayat-ayat-Nya, kita semakin menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah SWT serta pentingnya menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

    Cara Mengamalkan Surat Al Waqiah

    Untuk mendapatkan keutamaan dari Surat Al Waqiah, kita perlu mengamalkannya dengan baik dan benar. Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan:

    1. Baca Secara Rutin: Usahakan untuk membaca Surat Al Waqiah setiap hari, terutama setelah shalat Subuh atau setelah shalat Isya. Konsistensi adalah kunci untuk mendapatkan manfaat yang optimal.
    2. Pahami Maknanya: Jangan hanya membaca Surat Al Waqiah secara literal, tapi usahakan juga untuk memahami maknanya. Dengan memahami maknanya, kita bisa lebih menghayati ayat-ayat yang kita baca dan mendapatkan pelajaran yang berharga.
    3. Berdoa Setelah Membaca: Setelah membaca Surat Al Waqiah, jangan lupa untuk berdoa kepada Allah SWT. Mohonlah agar rezeki kita dilancarkan, kehidupan kita dipenuhi dengan keberkahan, dan kita dijauhkan dari segala macam kesulitan.
    4. Amalkan dalam Kehidupan Sehari-hari: Surat Al Waqiah tidak hanya dibaca, tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Berusahalah untuk selalu berbuat baik, membantu sesama, dan menjauhi segala perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
    5. Bersedekah: Salah satu cara untuk membuka pintu rezeki adalah dengan bersedekah. Sisihkan sebagian dari rezeki yang kita dapatkan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu orang lain, tapi juga membersihkan harta kita dari segala kotoran.

    Kesimpulan

    Surat Al Waqiah adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang memiliki banyak keutamaan dan manfaat bagi kita. Dengan membaca, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, kita berharap mendapatkan rezeki yang berlimpah, kehidupan yang berkah, serta syafaat di hari kiamat kelak. Jadi, guys, jangan lupa untuk selalu membaca Surat Al Waqiah ya! Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang keutamaan surat-surat dalam Al-Qur'an. Keep learning and keep growing!