- Bias ketersediaan: Kita cenderung melebih-lebihkan kemungkinan peristiwa yang mudah diingat, misalnya, berita tentang kecelakaan pesawat seringkali membuat kita takut naik pesawat, meskipun sebenarnya itu adalah moda transportasi yang sangat aman.
- Bias konfirmasi: Kita mencari informasi yang mengkonfirmasi keyakinan kita yang sudah ada dan mengabaikan informasi yang bertentangan. Ini menjelaskan mengapa orang sering kali sulit mengubah pikiran mereka, bahkan ketika ada bukti yang kuat.
- Bias representasi: Kita cenderung membuat penilaian berdasarkan seberapa mirip sesuatu dengan prototipe mental kita, bahkan jika statistik menunjukkan sebaliknya. Contohnya, kita mungkin berpikir bahwa seorang pria yang memakai jas dan membawa tas kerja adalah seorang eksekutif, meskipun kemungkinan besar dia adalah seorang salesman.
- Hersh Shefrin: dikenal karena karyanya tentang bagaimana emosi dan self-control mempengaruhi keputusan keuangan.
- Meir Statman: fokus pada bagaimana psikologi investor, termasuk emosi dan keyakinan, mempengaruhi perilaku investasi.
Behavioral finance adalah bidang yang menarik, guys. Ini adalah studi tentang bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan investor dan pasar. Ini menggabungkan teori perilaku kognitif dan emosional untuk menjelaskan mengapa orang membuat pilihan keuangan yang irasional. Daripada menganggap bahwa semua orang adalah pembuat keputusan yang rasional, behavioral finance mengakui bahwa kita semua bias, cenderung membuat kesalahan, dan dipengaruhi oleh emosi kita. Yuk, kita lihat siapa saja tokoh-tokoh penting yang berjasa dalam mengembangkan teori keren ini!
Daniel Kahneman & Amos Tversky: Pelopor dalam Psikologi Perilaku
Oke, guys, mari kita mulai dengan dua nama besar: Daniel Kahneman dan Amos Tversky. Mereka adalah pionir utama dalam psikologi perilaku, dan karya mereka meletakkan dasar bagi banyak konsep dalam behavioral finance. Keduanya bekerja sama untuk mengembangkan Prospect Theory, yang merupakan salah satu kontribusi paling berpengaruh mereka. Teori ini menjelaskan bagaimana orang membuat keputusan dalam situasi yang melibatkan risiko dan ketidakpastian.
Prospect Theory: Lebih dari Sekadar Kehilangan dan Keuntungan
Prospect Theory pada dasarnya menunjukkan bahwa kita tidak selalu membuat keputusan berdasarkan logika yang murni. Kita cenderung lebih sensitif terhadap kerugian daripada keuntungan. Misalnya, kehilangan Rp100.000 terasa lebih menyakitkan daripada mendapatkan Rp100.000 terasa menyenangkan. Kahneman dan Tversky juga menemukan bahwa cara suatu informasi disajikan (disebut framing) dapat memengaruhi keputusan kita. Kalau kalian pernah merasa terjebak dalam situasi di mana kalian tahu seharusnya tidak melakukan sesuatu, tetapi tetap melakukannya karena cara hal itu disajikan, nah, itu adalah efek dari framing.
Bias Kognitif: Kenapa Kita Gak Selalu Rasional?
Kahneman dan Tversky juga mengidentifikasi banyak bias kognitif, yaitu kesalahan berpikir sistematis yang memengaruhi cara kita membuat keputusan. Beberapa bias yang paling terkenal termasuk:
Karya Kahneman dan Tversky sangat penting karena mereka menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks dan tidak selalu bertindak secara rasional. Pemahaman tentang bias kognitif dan Prospect Theory sangat penting dalam memahami perilaku investor dan dinamika pasar.
Richard Thaler: Mengintegrasikan Psikologi dan Ekonomi
Selanjutnya, ada Richard Thaler, yang memenangkan Hadiah Nobel dalam Ilmu Ekonomi pada tahun 2017 atas kontribusinya pada behavioral finance. Thaler adalah tokoh penting dalam mengembangkan behavioral economics, yang menggunakan wawasan dari psikologi untuk menjelaskan pengambilan keputusan ekonomi.
Nudge Theory: Mendorong Pilihan yang Lebih Baik
Salah satu konsep utama yang diperkenalkan Thaler adalah Nudge Theory. Nudge adalah cara untuk memengaruhi pilihan orang tanpa melarang pilihan lain atau secara signifikan mengubah insentif ekonomi mereka. Intinya adalah dengan mengubah cara informasi disajikan atau lingkungan tempat keputusan dibuat, kita dapat mendorong orang untuk membuat pilihan yang lebih baik. Contohnya, jika kalian ingin orang lebih banyak menabung untuk pensiun, kalian bisa membuat mereka secara otomatis terdaftar dalam program tabungan (opt-out), bukan opt-in. Hasilnya? Lebih banyak orang yang menabung.
Efek Kepemilikan dan Keengganan Kehilangan
Thaler juga meneliti efek kepemilikan, yaitu kecenderungan kita untuk menilai barang yang sudah kita miliki lebih tinggi daripada barang yang belum kita miliki. Ini terkait erat dengan keengganan kehilangan, yang merupakan gagasan bahwa kita lebih merasakan sakit kehilangan daripada kesenangan mendapatkan sesuatu dengan nilai yang sama. Thaler menunjukkan bahwa efek kepemilikan dan keengganan kehilangan dapat memengaruhi keputusan investasi.
Kontribusi Penting Lainnya
Kontribusi Thaler tidak hanya sebatas Nudge Theory. Dia juga banyak berkontribusi dalam menjelaskan bagaimana bias dan emosi memengaruhi pasar keuangan. Penelitiannya tentang mental accounting (bagaimana kita mengkategorikan uang dalam rekening mental yang berbeda) juga sangat berpengaruh. Dia membantu kita memahami mengapa kita cenderung memperlakukan uang yang diperoleh dengan susah payah secara berbeda dari uang yang tiba-tiba kita dapatkan.
Robert Shiller: Memahami Pasar dan Gelembung
Robert Shiller, seorang ekonom terkenal lainnya, adalah tokoh penting dalam pengembangan behavioral finance. Ia dikenal karena analisisnya tentang pasar saham dan perumahan, serta kemampuannya untuk mengidentifikasi gelembung pasar.
Irrational Exuberance: Menganalisis Gelembung Pasar
Buku Shiller yang paling terkenal, Irrational Exuberance, adalah analisis mendalam tentang gelembung pasar saham. Buku ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2000 (dan diperbarui beberapa kali), memperingatkan tentang potensi kelebihan harga di pasar saham, yang kemudian menjadi kenyataan dengan jatuhnya pasar pada tahun 2000-2002. Shiller berpendapat bahwa emosi dan psikologi investor memainkan peran penting dalam menciptakan gelembung pasar, dan bahwa investor seringkali terpengaruh oleh tren dan narasi pasar.
Indeks CAPE: Alat untuk Menilai Harga Pasar
Shiller juga mengembangkan Cyclically Adjusted Price-to-Earnings Ratio (CAPE), yang juga dikenal sebagai Shiller P/E ratio. Indeks ini menggunakan rata-rata laba per saham selama 10 tahun untuk menilai valuasi pasar saham. CAPE adalah alat penting untuk menilai apakah pasar saham dihargai secara wajar, terlalu mahal, atau terlalu murah. Ini membantu investor memahami potensi risiko dan peluang di pasar.
Peran dalam Behavioral Finance
Kontribusi utama Shiller terletak pada kemampuannya untuk mengintegrasikan psikologi perilaku ke dalam analisis pasar keuangan. Dia menunjukkan bagaimana emosi dan bias dapat mendorong harga aset keluar dari jalur fundamental, yang mengarah pada gelembung dan koreksi pasar. Karyanya membantu investor untuk lebih memahami risiko dan peluang yang terkait dengan pasar.
Tokoh Penting Lainnya:
Tentu saja, ada banyak tokoh lain yang berkontribusi pada perkembangan behavioral finance, seperti:
Kesimpulan: Belajar dari Para Pionir
Behavioral finance telah mengubah cara kita memahami pasar keuangan dan pengambilan keputusan investasi. Dengan mempelajari karya Kahneman, Tversky, Thaler, Shiller, dan lainnya, kita dapat lebih memahami bagaimana psikologi memengaruhi perilaku investor dan dinamika pasar. Memahami bias kognitif, Prospect Theory, dan Nudge Theory dapat membantu kita membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan menghindari kesalahan yang umum.
Jadi, guys, jangan lupa untuk terus belajar dan memahami bagaimana psikologi berperan dalam dunia keuangan. Dengan begitu, kalian bisa menjadi investor yang lebih cerdas dan membuat keputusan yang lebih baik. Semoga artikel ini bermanfaat!
Lastest News
-
-
Related News
Discovering SCriverfront & SCTranslations: Your Guide
Alex Braham - Nov 14, 2025 53 Views -
Related News
Indoor Solar LED Lights: Your Eco-Friendly Guide
Alex Braham - Nov 16, 2025 48 Views -
Related News
BSU Disbursement: How Many Times Do Recipients Get It?
Alex Braham - Nov 12, 2025 54 Views -
Related News
ICS London: Your Guide To International Education
Alex Braham - Nov 15, 2025 49 Views -
Related News
Pacific Balance Fund: Latest News & Performance
Alex Braham - Nov 14, 2025 47 Views